LATE NIGHT WITH THE DEVIL REVIEW: MIMPI BURUK TALK SHOW TENGAH MALAM

0 Comments



“Late Night with the Devil” merupakan film horor yang disutradarai oleh Cameron Cairnes dan Colin Cairnes. Film ini dibintangi oleh David Dastmalchian sebagai Jack Delroy.

Jack Delroy adalah pembawa acara “Night Owls with Jack Delroy” yang sukses pada eranya. Kariernya mulai mengalami krisis semenjak istrinya meninggal, mempengaruhi kestabilan mental Jack. Namun petunjukan harus tetap berjalan, kariernya masih dipertaruhkan. Hingga pada malam Halloween 1977, Jack Delroy berambisi menyajikan episode spesial dengan tamu dari dimensi lain, ditampilkan dalam siaran langsung.

“Late Night with the Devil” akan mengingatkan kita pada siaran televisi fenomenal pada 1992, “Ghostwatch”. Dimana film mockumentary horror tersebut sempat menimbulkan kepanikan dan paranoia nyata di Inggris.

Bedanya, “Late Night with the Devil” memiliki presentasi talk show pada umumnya, dengan sederet bintang tamu dalam skena supernatural; mulai dari medium yang bisa membaca pikiran, pakar yang skeptis untuk menimbulkan konflik, hingga hadirnya seorang anak yang diklaim dirasuki roh jahat, Lily D’Abo bersama psikolognya, June Ross-Mitchell.

Late Night with the Devil

Talk Show Tengah Malam yang Tidak Bikin Penonton Mengantuk

“Late Night with the Devil” adalah film horor subgenre found footage. Dipresentasikan layaknya documenter pada intro, kemudian masuk dalam plot utama merupakan rekaman episode terakhir dari “Late Night with the Devil”. Sepanjang rekaman tersebut, kita juga akan menyaksikan situasi di belakang panggung layaknya behind the scene. Film horor found footage identik dengan perkembangan plot yang lambat, hingga bagian pembuka yang terkadang membosankan.

Namun “Late Night with the Devil” jauh dari kata membosankan, karena “Night Owls with Jack Delroy” adalah talk show yang ternyata seru dan Jack adalah pembawa acara yang memikat.

Film ini memiliki tampilan talk show tengah malam yang dikerjakan sepenuh hati. Seluruh penampilannya tampak seperti talk show khas Amerika sungguhan seperti “Late Night with Conan O’Brien” atau “Late Week Tonight with John Oliver”. Kita akan menikmati bagaimana Jack membawakan acaranya dan menyimak obrolannya bersama bintang tamu yang tak kalah menarik. Sebagai film yang rilis di platform streaming, “Late Night with the Devil” bisa menjadi tontonan horor yang cozy sekaligus menegangkan, dengan kejutan pada akhir acara.

Siaran Langsung yang Berubah Menjadi Mimpi Buruk

Ada found footage horror seperti “The Blair Witch Project” yang konsepnya penelusuran dan investigasi amatir, ada yang rekaman cctv hunian seperti “Paranormal Activity”, hingga “Ghostwatch” yang dibandingkan dengan film ini karena paling mendekati sebagai acara televisi.

“Late Night with the Devil” menitikberatkan skenario horornya pada ‘siaran langsung yang berubah menjadi mimpi buruk’. Tak hanya sekadar ancaman supranatural, ada ancaman nyata yaitu karier Jack sebagai pembawa acara. Membuat episode talk show ini memiliki banyak resiko untuk dipertaruhkan.

Penonton bisa merasakan ketegangan setiap kali adegan beralih ke behind the scene, namun kontras dengan keriangan ketika siaran langsung kembali setelah iklan. Transisi antara dua adegan kontras ini berhasil membangun ketegangan akan nasib segmen puncak dalam talk show Jack. Ini juga jenis film horor yang penuh misteri dan teka-teki yang hanya disampaikan secara visual. Terutama pada babak terakhir yang tampak surreal. Akan timbul banyak perbincangan setelah menonton “Late Night with the Devil”.

Waktunya David Dastmalchian Bersinar sebagai Protagonis

David Dastmalchian telah tampil dalam beberapa film horor sebelumnya, mulai dari “The Last Voyage of the Demeter”, “The Boogeyman”, “Bird Box”, dan masih ada berbagai judul lainnya. Namun sang aktor hanya mendapatkan karakter pendukung. Akhirnya mendapatkan kesempatan berperan sebagai protagonis, David Dastmalchian telah memberikan penampilan terbaiknya untuk “Late Night with the Devil”. Mengemban peran sebagai pembawa acara kondang adalah tugas yang besar untuk menentukan kesuksesan film ini, dan sang aktor telah menjalankan tugasnya dengan baik.

Ia memiliki kharisma sebagai pembawa acara Amerika 70an, kemudian sentuhan sentimen akan latar belakang karakter yang tragis. Ia mampu menghadirkan kehangatan pembawa acara pada babak pertama, namun kemudian mengajak penonton untuk mengalami paranoia yang ia rasakan terutama pada babak terakhir yang semakin menggila, tipikal film horror found footage. Selain Dastmalchian, aktris muda Ingrid Torelli sebagai Lilly D’Abo juga memberikan penampilan yang membuat penonton dilema. Antara mengasihani nasib si gadis malang, atau merasakan teror dari sikapnya yang aneh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts